Selasa, 10 Oktober 2017

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN DAN UPAYA UNTUK MENCEGAH ATAU MENANGGULANGINYA (KONSTIPASI)

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN DAN UPAYA UNTUK MENCEGAH ATAU MENANGGULANGINYA (KONSTIPASI)


Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan tinjayang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

  • Jangan jajan di sembarang tempat.
  • Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
  • Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari dan cairan lainnya setiap hari.[1]
  • Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit untuk olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
  • Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air besar. Tidak perlu memaksa untuk buang air besar setiap hari bila tidak ada rangsangan karena siklus pencernaan tiap orang berbeda-beda.
  • Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
  • Tidur minimal 4 jam sehari.
  • Menambah bumbu herbal dalam makanan, kecuali cabe.
  • Diet secara tidak berlebihan.
  • Mengonsumsi makanan anti inflamasi, seperti avokadapel, dan kelapa.
  • Push up

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Jogging merupakan salah satu olahraga yang dapat meredakan dan mencegah sembelit.
Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut dan punggung,[2]minum air putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan probiotik, atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal buang air besar yang disebut bowel training. Terapi tertawa juga dapat dilakukan, karena dengan tertawa otot perut secara refleks bergerak sehingga perut terpijat sehingga merangsang gerakan peristaltik usus dan melancarkan buang air besar.
Konstipasi dapat juga diredakan atau diatasi dengan merendam kaki ke dalam air dingin. Kaki direndam sampai terasa cukup dingin. Terapi ini juga dapat mengatasi kaki pegal, pendarahan hidung, dan insomnia.
Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi, yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang menyebabkan perut terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan alat khusus, terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan).
Tekanan di dalam saluran pencernaan penderita kosntipasi terlalu rendah untuk mendorong keluar tinja dari dalam usus. Agar tekanannya menjadi tinggi, bagian atas usus perlu dibuat agar bertekanan lebih tinggi daripada bagian bawahnya, yakni dengan menempelkan air es di perut dan air hangat di pantat. Hal ini biasanya diterapkan untuk konstipasi yang datang secara tiba-tiba.[3]
Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:
  • Menahan buang air besar.
  • Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas.
  • Makan dalam porsi yang banyak.
  • Meminum minuman yang berkafein dan minuman ringan.
  • Mengkonsumsi makanan atau minuman dingin.

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit. Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:[butuh rujukan]
  • Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.[4]
  • Menderita panas dalam.
  • Stres atau depresi dan aktivitas yang cukup padat.[5]
  • Pengaruh hormon dalam tubuh (misalnya dalam masa menstruasi atau kehamilan).
  • Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia lanjut).
  • Kelainan anatomis pada sistem pencernaan.
  • Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk).
  • Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau alumunium (misalnya obat antidiareanalgesik, dan antasida).[6]
  • Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat.
  • Merupakan gejala penyakit (misalnya tifus dan hernia).
  • Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama.
  • Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehigga pertaltik usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses menjadi semakin keras.
  • Jarang atau kurang berolahraga.[6]
  • Kelebihan konsumsi serat.[7]
  • Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah karena sulit dicerna dan memiliki banyak zat besi. Besi adalah zat yang membuat pengerasan tinja, membuatnya berwarna gelap dan hitam.[6]
  • Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh, pemakaian pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik. Lama-kelamaan usus menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi usus menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik mandiri usus.
  • Makanan beku menghemat waktu dan energi tetapi menyebabkan banyak masalah kesehatan. Makanan beku memiliki serat yang sangat rendah dan banyak pengawet yang dapat mengganggu gerakan usus. Seperti es krim yang hampir tak mengandung serat sehingga tidak dapat membantu mengatur pergerakan usus ditambah lagi dengan kandungan gula dan susu di dalamnya dapat mengeraskan tinja.[8]
  • Memakan buah atau sayuran tertentu yang dapat memadatkan kotoran secara alami secara berlebihan seperti pisang.[8]

Tanda dan gejala[sunting | sunting sumber]

Penderita konstipasi biasanya harus mengejan dengan keras, karena tinja sulit dikeluarkan.
Tinja penderita konstipasi yang keras dan panas dapat bergesekan dengan anus sehingga seringkali menyebabkan wasir.
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain, karena pola makanhormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
  • Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang hamil).
  • Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.
  • Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan berkeringat dingin).
  • Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
  • Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
  • Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang angin).
  • Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
  • Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
  • Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
  • Bau mulut.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita konstipasi antara lain:
  • Kurang percaya diri
  • Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
  • Tetap merasa lapar tetapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
  • Emosi meningkat dengan cepat.
  • Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga rentan sakit kepala atau bahkan demam.
  • Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
  • Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
  • Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
  • Nafsu makan dapat menurun.



0 komentar:

Posting Komentar