Minggu, 11 Februari 2018

Jerawat

Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.
Selain ditandai dengan gejala-gejala seperti kulit berminyak dan munculnya bintik-bintik, kadang-kadang jerawat juga menyebabkan kulit terasa panas dan sakit saat disentuh. Ada beberapa bagian pada tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat dan yang paling umum adalah wajah. Jerawat merupakan kondisi yang umum, artinya sebagian besar orang pernah mengalaminya.
Acne
Sebagian besar kasus jerawat terjadi pada seseorang yang berusia di bawah 28 tahun. Terutama bagi remaja, mereka sangat rentan terkena jerawat pada usia 14-19 tahun.
Meskipun jerawat dapat menghilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan usia, namun pada sebagian kasus, masih ada yang mengalami masalah jerawat di pertengahan usia 20-an. Wanita usia 20-an tahun lima kali lebih berisiko mengalami hal tersebut dibandingkan pria usia 20-an tahun.

Faktor-faktor penyebab jerawat

Jerawat bisa muncul pada usia berapa pun, namun perubahan kadar hormon selama masa puber kerap dikaitkan dengan penyebab-penyebabnya. Perubahan hormon tersebut berdampak kepada kelenjar penghasil minyak atau sebum yang letaknya dekat dengan folikel rambut di kulit.
Peningkatan aktivitas kelenjar ini menyebabkan produksi sebum pada wajah juga bertambah. Jadi tumpukan sebum ini nantinya akan bergabung dengan kotoran dan sel kulit yang mati, kemudian menyumbat pori-pori.
Pada saat pori-pori tersumbat dan dengan banyaknya sebum pada permukaan kulit, bakteri yang disebut Propionobacterium acnes berkembang dengan cepat. Bakteri ini merupakan bakteri penyebab jerawat. Propionobacterium acnes melepaskan semacam zat iritan yang akan mengiritasi kulit. Efek dari iritasi inilah yang menyebabkan kulit memerah dan membengkak, disamping itu juga menyebabkan timbulnya nanah di balik kulit.
Lapisan dalam folikel rambut juga menebal akibat perubahan kadar hormon dan menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit. Penyumbatan pori-pori ini tidak akan hilang, meski kulit telah dibersihkan.
Selain pada masa puber, jerawat juga bisa dialami para wanita akibat perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi dan masa kehamilan. Jerawat juga diketahui sebagai faktor keturunan. Kemungkinan besar seseorang akan memiliki jerawat jika kedua orang tua berjerawat juga.
Hingga kini belum ada bukti bahwa jerawat disebabkan oleh aktivitas seksual, makanan, atau buruknya kebersihan.

Diagnosis jerawat

Dokter biasanya mampu mendiagnosis jerawat hanya dengan melihat kulit penderita secara langsung. Melalui pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis jerawat yang tumbuh serta mengukur tingkat keparahannya (tingkat peradangan dan jumlah jerawat). Setelah diagnosis dilakukan, barulah rencana penanganan bisa dibuat.

Tindakan yang tepat dilakukan jika memiliki jerawat

Penting untuk menjaga kebersihan kulit di area yang berjerawat, meski itu tidak akan mencegah munculnya jerawat baru. Basuh area tersebut dua kali sehari dengan menggunakan pembersih atau sabun wajah. Agar tidak mengalami iritasi, jangan menggosok kulit terlalu keras.
Kini sebagian besar produk pelembap telah melalui tahap pengujian agar tidak menimbulkan komedo atau jerawat. Gunakan pelembap jika kulit Anda kering dan hindari memakai produk kecantikan yang dapat menyumbat pori-pori kulit.
Meski jerawat tidak bisa disembuhkan, namun masih bisa dikendalikan melalui pengobatan. Obat-obatan berbentuk gel, pelembap, dan krim kini sudah banyak tersedia di apotek. Jika memiliki jerawat, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika penggunaan obat yang dijual bebas di pasaran tidak membuahkan hasil atau bahkan justru menimbulkan efek samping seperti:
  • Pembengkakan pada wajah, mata, bibir, atau lidah.
  • Radang tenggorokan dan sesak napas.
  • Pingsan.
Umumnya dokter menyarankan penggunaan produk yang mengandung konsentrat benzoil peroksida rendah. Namun berhati-hatilah dalam menggunakannya karena pada bidang industri, konsentrat tersebut juga digunakan sebagai bahan pemutih pakaian.
Anda mungkin membutuhkan antibiotik atau krim yang lebih kuat jika jerawat Anda tergolong parah dan timbul pada sejumlah bagian tubuh, seperti dada dan punggung. Ingatlah bahwa penggunaan obat tersebut tetap harus melalui resep dokter.

Komplikasi jerawat

Tanyakan kepada dokter jika pertumbuhan jerawat makin parah. Jika jerawat parah tidak segera ditangani, dikhawatirkan bisa menimbulkan komplikasi berupa bekas luka. Selain itu, disarankan untuk menemui dokter jika obat yang digunakan tidak bisa mengendalikan pertumbuhan jerawat sehingga menjadikan Anda tidak percaya diri serta depresi.
Pengobatan jerawat membutuhkan kesabaran. Tidak disarankan untuk memencet jerawat karena akan meninggalkan bekas luka permanen. Biasanya pengobatan akan menunjukkan hasil optimal dalam tiga bulan.
Bagian tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat adalah wajah. Hal ini dialami oleh sebagian besar orang yang berjerawat. Selain pada wajah, jerawat juga bisa tumbuh pada bagian punggung dan ini dialami lebih dari setengah orang yang berjerawat. Yang terakhir adalah jerawat yang tumbuh pada bagian dada. Diketahui bahwa sekitar 15 persen dari orang-orang yang berjerawat mengalami jerawat di dada.
Selain munculnya bintik-bintik, kulit juga menjadi berminyak saat kita berjerawat, bahkan bisa terasa sakit atau panas apabila disentuh. Ada enam jenis bintik jerawat, di antaranya papula, pustula, komedo hitam, komedo putih, nodul, dan kista. Papula adalah benjolan kecil yang terasa menyakitkan. Ukurannya kecil dengan warna merah dan tekstur lunak. Sedangkan pustula adalah benjolan kecil yang pada ujungnya terdapat penumpukan nanah.
Komedo hitam adalah bintik berwarna hitam yang biasanya muncul di area sekitar hidung. Warna hitam tersebut bukan berasal dari debu atau pun kotoran, melainkan pigmentasi yang terjadi di dalam lapisan pada folikel rambut. Sedangkan komedo putih memiliki tekstur yang lebih keras. Ini disebabkan oleh akumulasi sebum yang mengeras di dalam pori-pori kulit. Jika dilihat sekilas, bintik komedo putih hampir serupa dengan komedo hitam.
Nodul dan kista termasuk kategori jerawat parah. Nodul adalah benjolan besar yang terbentuk di balik permukaan kulit dengan tekstur keras dan terasa menyakitkan. Sama seperti nodul, benjolan kista juga berukuran besar, namun berisi nanah. Sekilas kista tampak seperti bisul. Umumnya jerawat kista dapat meninggalkan bekas luka permanen di wajah setelah sembuh.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu atau meningkatkan risiko seseorang mengalami jerawat, di antaranya:
  • Perubahan hormon. Diperkirakan bahwa jerawat yang terjadi pada orang-orang dewasa disebabkan oleh perubahan kadar hormon. Delapan dari sepuluh kasus jerawat pada orang dewasa, terjadi pada wanita, karena wanita lebih sering mengalami perubahan hormon pada masa-masa tertentu, yaitu ketikamenstruasi dan kehamilan. Jerawat kerap muncul pada sebagian wanita menjelang periode menstruasi. Sedangkan pada wanita hamil, jerawat biasa muncul pada tiga bulan pertama kehamilan. Bagi wanita yang mengalami kondisi yang disebut sindrom ovarium polikistik, selain munculnya jerawat, naiknya berat badan serta munculnya kista kecil di dalam ovarium juga bisa terjadi.
  • Masa pubertas. Hal ini biasanya dialami oleh remaja. Pada masa pubertas, produksi sebum oleh kelenjar minyak akan meningkat seiring dengan tingginya produksi hormon testosteron. Dan terkadang, produksi sebum tersebut melebihi kuantitas yang dibutuhkan oleh kulit.
  • Efek samping penggunaan kosmetik.
  • Iritasi akibat benda yang dikenakan. Bintik jerawat juga bisa muncul akibat gesekan atau tekanan dari material yang kita pakai terhadap kulit secara terus-menerus. Contohnya bintik yang muncul di kening akibat terlalu sering mengenakan ikat kepala dan bintik di punggung akibat rutin memakai ransel.
  • Kecanduan merokok.
  • Stres.
  • Efek samping obat-obatan. Hal ini biasanya terjadi pada penggunaan obat lihium, steroid, dan antiepilepsi. Suplemen vitamins B2, B6, dan B12 juga dapat menyebabkan efek samping berupa jerawat.
  • Keturunan. Jika kita memiliki orang tua yang pernah yang bermasalah dengan jerawat, maka kita berisiko besar mengalami hal yang sama. Bahkan tingkat keparahan jerawat bisa saja lebih tinggi terutama sebelum memasuki usia dewasa. Selain itu, apabila orang tua kita masih memiliki masalah dengan jerawat, maka kita juga berisiko mengalami hal yang sama meski sudah memasuki usia dewasa.
Banyak yang tidak terlalu memahami jerawat, meski itu merupakan salah satu masalah pada kulit yang dialami sebagian besar orang. Pemahaman yang kurang lengkap sering kali memunculkan sejumlah anggapan yang tidak masuk akal mengenai jerawat, misalnya:
  • Seseorang akan tertular oleh jerawat yang dialami oleh orang lain.
  • Meremaskomedo adalah cara terbaik untuk menghilangkan jerawat. Padahal, meremas jerawat hanya akan membuat gejalanya makin parah, bahkan dapat meninggalkan bekas luka.
  • Aktivitas seksual dapat berdampak kepada kemunculan jerawat.
  • Jerawat disebabkan oleh pola makan yang buruk.
  • Kebersihan yang buruk atau kulit yang kotor dapat menyebabkan jerawat.
  • Berjemur baik secara alami dan buatan, dapat mengobati gejala jerawat.

0 komentar:

Posting Komentar